Bangkes.
Ahad (10/09/2014), warga kampung Angsanah Barat desa Bangkesdigegerkan dengan
lalapan si Jago Merah. Asap hitam mengepul di atas kandangsapi milik H. Halili
(50 tahun). Warga yang melihat kepulan asap dan mendengarteriakan minta tolong
pun lari tunggang langgang dengan menjinjing ember.
Menurut H.
Halili, api berkobar saat ia ada di dalam kandang
sapi dan sedangmembuat asap untuk menusir nyamuk dari kandang sapinya. Naas,
api asap yang iabuat menyambar tumpukan kulit jagung cadangan pakan sapi.
Tumpukan kulit jagungtersebut terletak tepat di bagian atas kandang (Red. Turung).
Api dengancepat membesar dan melahap bagian atas kandang.
H. Halili
sendiri kebingungan tatkala melihat api tiba-tiba membesar diatasnya. Ia lari
ke luar kandang dan meminta pertolongan. Istrinya yang sedangmandi di sungai
belakang rumahnya mendengar teriakan H. Halili. Bu Hor,panggilan akrab isteri
H. Halili melihat kandang sapinya telah mengepulkanasap. Api mulai meninggi ke
atas atap kandang. Mereka berdua pun sama-samaberteriak minta tolong.
Warga yang
melihat kobaran api dari atas, dan mendengari suara orangberteriak pun berlari
bermaksud menolong. Aziz, salah satu tetangga korbanlangsung menaiki atap
kandang yang sudah berkobar dan berteriak minta airdisusul oleh beberapa warga
yang lain. Dua ekor sapi di dalam kandangdikeluarkan dengan paksa oleh warga
sekitar setelah sebelumnya berusahamenghindar dari arang-arang yang mulai
berjatuhan.
Beruntung,
10 menit kemudian, api berhasil dipadamkan oleh warga dantidak sampai menjalar
ke bangunan yang lain. Dua ekor sapi milik H. Haliliselamat, meski terdapat
sedikit luka bakar di beberapa bagian tubuhnya.
Sa’rani dan
Sri, anak dan menantu H. Halili datang dari sawah setelahapi padam. Mereka
berdua rencananya hendak memanen tembakau sore ini. Karenamendengar terjadi kebakaran
di rumahnya, mereka harus pulang.
Menurut P.
Nan, salah seorang warga sekitar, musim kemarau sekaligusangin seperti sekarang
sebaiknya menghindari membuat api yang dapat memicukebakaran.
“Samangken
kan nemur. Napa pole angin enga’ nikah. Kajuaen jhe’ghempangah ekello’. Deddih
nampu bek tengateh mun ngubbhere kampoan ” (Red.Sekarang kan musim kemarau.
Apalagi angin seperti sekarang. Kayu-kayu mudahsekali terbakar. Jadi harus
lebih berhati-hati kalau mau membakar sampah.)paparnya. (UnZ)
Sumber berita dan foto (Klik)